Selamat Tinggal Asa

Tepat pukul 00.52 tanggal 15 Februari 2016
Ku curahkan sedikit isi hati ku pada sebuah tulisan tak bermakna.



Malam ini hatiku menangis.
Kaki pun terhenti sejenak seakan tak sanggup lagi untuk melangkah.
Detak jantungku  bergerak cepat melebihi asa ku saat ini.
Dan seakan waktu pun tak lagi mendorongku untuk bangkit

Ku coba tegar, berdiri dan dan kembali melangkah meningggalkan pintu harapanku.
Berpaling dari asa yang telah lama ku tuju.
Berputar seakan tak pernah ada pintu yang pernah ku tuju.
Ku ucap "Selamat Tinggal Asa" engkau sang pujaanku.

Tak ada kata sesal tersirat dalam jiwaku.
Mesti pengap terus menyelimuti nafasku.
Relaku melepas semua beban gundahku.
Terima kasih Tuhan
Engkaulah sang maha pengadil.
Ketika semua pintu itu  tertutup, ku yakin Engkau telah menyediakan pintu pintu lain bagi hamba Mu.


"Selamat Tinggal Asa"
Tulisan ini mungkin menjadi bagian ungkapan terakhirku. Entah sudah berapa tahun lamanya terpendam. Dan mungkin aku bukanlah lelaki pejantan dimata mu. Karna tak pernah ada kata yang terucap dari mulut ku hingga waktu mu pun telah tiba. Mungkin aku lebih pantas disebut pemuja mu atau apapun itu.
Jujur..
Harapanku selama ini hanya tertuju padamu. Meskipun engkau tak sendiri, tetapi hatiku tetap saja memilihmu. Bodoh memang, tapi hati tak bisa berbohong. Pada kenyataannya aku hanya bisa terdiam, diam dan diam. Tak tahu apa yang harus ku perbuat. Tak tahu langkah apa yang harus  jalani.
Hanya keyakinanlah yang membuat aku tetap bertahan dan menguatkan ku selama ini. Itu salah satu alasan kenapa aku lebih memilih sendiri dan tetap menyembunyikan perasaan. Sampai harapan pun kini telah habis. Kini aku sadar, bahwa aku tak pernah bisa menjadi lelaki seperti yang engkau harapkan selama ini. Dan semua itu memungkin kan ku, bahwa aku bukanlah lelaki yang pantas untuk menjadi pendampingmu kelak.

Yang jelas Tuhan maha tahu dan maha adil.
Tuhan tidak akan pernah salah.
Ketika kita ditakdirkan tidak untuk bersama, Tuhan pasti mempunyai rencana yang jauh lebih indah dari rencan kita sebagai umatnya. "Wanita baik untuk lelaki baik, dan lelaki baik untuk wanita baik juga". Bukan kah itu janji Tuhan? dan jika dirimu bukanlah jodohku, mungkin aku bukanlah lelaki baik pilihan Tuhan untuk wanita baik sepertimu.

Terima kasih sudah menjadi bagian hidupku.
Walau pun sejenak, tapi enggkau pernah begitu besar ada dihatiku.
Menemani setiap langkah penderitaanku, wanita penghibur kesepianku, dan wanita penyemangat dalam hidupku dan selalu menjadi teman wanita terbaik ku selam ini. 
Tak akan ku lupakan, dan biarkan semuanya akan menjadi bilah kenangan bagiku.
Walaupun keyakinan itu kini telah pudar,
Doa serta asa yang terbaik untuk mu selalu ku sematkan disetiap langkah perjalananku.
Maafkan jika ada kata yang menggores hatimu.

Hanya tulisa tak bermakna ini yang bisa mewakili perasaanku selama ini.
Tulisan ini akan selalu ada diblog ini sampai kapan pun.









No comments:

Post a Comment